Pupuk Kaltim Resmikan Pabrik Soda Ash Pertama di Indonesia
Bontang, Kalimantan Timur — PT Pupuk Kaltim resmi memulai pembangunan pabrik soda ash di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur, Senin (3/11/2025). Proyek senilai Rp5 triliun ini menjadi tonggak baru industri pupuk dan petrokimia nasional karena merupakan pabrik soda ash pertama di Indonesia.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyebut pembangunan pabrik ini menjadi capaian bersejarah setelah penantian selama lebih dari 30 tahun. “Hari ini Indonesia mengimpor kurang lebih satu juta ton soda ash per tahun. Dengan pabrik baru ini, kita akan memproduksi 300 ribu ton soda ash per tahun, sehingga bisa memenuhi sekitar 30 persen kebutuhan nasional,” ujarnya, dikutip dari Metro Siang, Metro TV.
Menurut Rahmad, kehadiran pabrik ini mendukung program hilirisasi industri sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Selain mengurangi ketergantungan impor, pabrik ini juga akan memperkuat rantai pasok industri dalam negeri dan berkontribusi terhadap target Net Zero Emission 2060.
Lebih lanjut, pabrik ini juga menghasilkan produk turunan berupa amonium klorida, yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk untuk kebun sawit. Produk ini selama ini masih diimpor, sehingga keberadaan pabrik soda ash akan menambah nilai ekonomi nasional melalui substitusi impor.
Rahmad menambahkan, soda ash merupakan bahan penting dalam berbagai sektor, mulai dari industri kaca, sabun, tekstil, hingga bahan bangunan. Pembangunan pabrik ini juga mendukung program pembangunan tiga juta rumah karena kebutuhan soda ash dalam industri konstruksi sangat besar.
Sementara itu, Senior Director Business Performance and Asset Optimization PT Danantara Aset Manajemen, Bhimo Aryanto, menyebut proyek ini sebagai bukti nyata keseimbangan antara economic value dan social value.
“Profitabilitas pabrik ini sangat baik, dan sejalan dengan semangat hilirisasi industri nasional,” ujarnya.
Dengan hadirnya pabrik soda ash pertama di Indonesia ini, PT Pupuk Kaltim menegaskan komitmennya dalam membangun kemandirian industri, memperkuat daya saing nasional, dan mendukung visi besar pemerintah menuju Indonesia Emas 2045.