Saham Produsen Chip Terjun Bebas, Nilai Pasar Global Lenyap USD500 Miliar

Saham Produsen Chip Terjun Bebas, Nilai Pasar Global Lenyap USD500 Miliar

Penjualan besar-besaran saham perusahaan semikonduktor global semakin meluas karena kekhawatiran terhadap valuasi yang terlalu tinggi pada beberapa pemenang terbesar dalam ledakan kecerdasan buatan (AI).


Laman Bloomberg melaporkan, indeks saham acuan Korea Selatan, Kospi, ambles hingga 6,2% pada hri ini, Rabu (5/11) – penurunan terbesar sejak April ketika Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif besar-besaran. Saham Samsung Electronics Co dan SK Hynix Inc menekan indeks tersebut. Di Jepang, Advantest Corp rontok hampir 10%, menyeret kejatuhan indeks nikkei 225 lebih dari 4%.


Tekanan jual ini menghapus sekitar USD500 miliar dari total kapitalisasi pasar gabungan Philadelphia Semiconductor Index pada Selasa kemarin dan indeks Bloomberg yang melacak pergerakan saham chip Asia pada Rabu ini.


Aksi jual ini menegaskan betapa tingginya reli saham semikonduktor yang digerakkan AI setelah mencetak rekor baru. Sejak titik terendah di April, saham-saham chip telah menambah nilai pasar hingga triliunan dolar karena investor bertaruh pada lonjakan permintaan daya komputasi AI.


Namun penurunan ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran atas prospek laba sektor tersebut dan valuasi saham yang sangat tinggi, terutama jika suku bunga tetap tinggi dalam waktu lama.


“Pasar global penuh warna merah – mencerminkan suasana suram dan risiko yang meningkat,” ujar Chris Weston, Kepala Riset Pepperstone Group. “Kita perlu tetap terbuka terhadap kemungkinan bahwa tekanan jual ini bisa terus berlanjut. Secara sederhana, saat ini tak banyak alasan untuk membeli,” imbuhnya seperti dikutip Bloomberg.


Peringatan para pimpinan Wall Street mengenai koreksi pasar yang sudah lama tertunda, ditambah dengan menurunnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve serta penutupan pemerintahan AS yang berlarut-larut, turut menekan sektor ini.


Investor juga menjual saham perusahaan seperti Palantir Technologies Inc dan Advanced Micro Devices Inc, setelah proyeksi kinerja mereka tidak mampu mengesankan pasar usai kenaikan harga saham yang besar sepanjang tahun ini akibat euforia AI. (Bloomberg)